Pertarungan di Negeri Baobab - Tranquillum

Dunia yang diam dan hal-hal di sekitarnya

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 26 Agustus 2019

Pertarungan di Negeri Baobab

Di Negeri Baobab, berdiri sebuah menara yang menjulang tinggi. Menara itu berbentuk lingkaran dan disusun oleh batu-batu terbaik dari Negeri Baobab. Di dalam menara itu, tersimpan sebuah benda pusaka bernama Celeron. Celeron yang bentuknya seperti bola ini mampu menangkal segala sihir. Karena kekuatannya yang dahsyat, benda pusaka tersebut tidak boleh dimiliki oleh siapa pun karena bisa disalahgunakan untuk kejahatan. Maka dari itu, Raja Baobab menyuruh Pak Tua Jenkins untuk menjaga menara. Meskipun sudah tua, Pak Tua Jenkins adalah orang yang kuat yang mampu menguasai berbagai macam sihir.
Kabar bahwa Negeri Baobab menyimpan benda pusaka yang memiliki kekuatan besar tentu sudah banyak tersebar di negeri tetangga. Salah satunya yaitu di Negeri Tirai di mana Pemuda Shio tinggal. Pemuda Shio adalah orang yang berambisi untuk menjadi penyihir terkuat di bumi. Ia pun berencana untuk mencuri Celeron dari Negeri Baobab. Dengan benda pusaka itu, tentu Pemuda Shio dapat menjadi yang terkuat di bumi.
Pemuda Shio segera menyiapkan kapalnya. Ia akan berlayar mengarungi angkasa demi mencapai Negeri Baobab. Dengan kekuatan sihirnya, Pemuda Shio mampu membuat kapalnya berlayar di udara dengan cepat. Dalam waktu yang singkat, Pemuda Shio sudah sampai di sebuah gua di pinggiran Negeri Baobab.
Di gua itulah Pemuda Shio beristirahat dan merancang strategi. Ia tentu tidak ingin terlalu banyak mengeluarkan kekuatan sihirnya menghadapi Pak Tua Jenkins. Pemuda Shio pun berpikir sejenak. Tiba-tiba, sebuah ide cemerlang muncul di kepalanya.
“Sebaiknya aku mencurinya pada malam hari,” kata Pemuda Shio.
Pada malam hari, Pak Tua Jenkins pun pasti akan tertidur. Jika pun terjadi pertarungan, Pak Tua Jenkins pun tidak akan sekuat ketika siang hari.
Memasuki malam hari, Pemuda Shio pun bergegas menuju menara. Ia menyulap dirinya seperti seorang musafir tua dengan baju lusuh dan caping di kepalanya. Ini dilakukannya agar tidak ada orang yang curiga terhadap dirinya. Tidak berapa lama, Pemuda Shio pun sampai di dekat menara.
Pemuda Shio mengira Pak Tua Jenkins tampak tidak mencurigai orang berbaju lusuh di depannya. Hal ini karena ia dibiarkan lewat begitu saja. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan Pemuda Shio. Ia mengambil jalan memutar menuju belakang menara. Dengan kekuatan sihirnya, ia membuat dinding belakang dapat ditembus dengan mudah. Ia pun mulai masuk mengendap-endap.
Di dalam menara itu, Pemuda Shio melihat sebuah cahaya terang.
“Tidak salah lagi, benda itu pasti Celeron,” batin Pemuda Shio.
Penyihir itupun segera bergegas menuju benda pusaka Celeron. Ketika tangannya hendak meraih Celeron, tiba-tiba sebuah sihir meluncur kepada dirinya. Tubuhnya pun terpental menjauhi Celeron. Pemuda Shio baru menyadari jika Pak Tua Jenkins lah yang mengeluarkan sihir itu.
Di dalam menara itu, pertarungan antara penyihir muda dan penyihir tua menjadi tak terelakkan. Pemuda Shio mengerahkan segala kemampuan untuk melawan Pak Tua Jenkins sehingga dapat mengambil Celeron. Sementara Pak Tua Jenkins juga terus meladeni perlawanan Pemuda Shio.
Pemuda Shio tampak lebih banyak menguasai sihir dibanding Pak Tua Jenkins. Penyihir tua itu berkali-kali tersungkur ke lantai. Akan tetapi, Pak Tua Jenkins masih bisa melindungi Celeron.
Sementara Pemuda Shio terus menyerang, Pak Tua Jenkins terus menunggu waktu yang tepat untuk menyerang. Berbekal pengalaman yang dimilikinya, Pak Tua Jenkins tetap tenang menghadapi gempuran sihir dari Pemuda Shio.
Satu waktu, kekuatan dari penyihir muda mampu membuat Pak Tua Jenkins terpental menjauhi Celeron. Di saat itulah Pemuda Jenkins segera berlari untuk mengambil Celeron.
Akan tetapi, karena tidak berjaga-jaga, Pemuda Shio lupa jika Pak Tua Jenkins masih memegang tongkat sihirnya. Ketika tangan Pemuda Shio hendak menyentuh Celeron, Pak Tua Jenkins berhasil melancarkan sihir tersembunyinya yang belum digunakan sejak tadi. Dengan sekali sihir saja Pemuda Shio langsung terpental hingga pingsan. Malam itu, sekali lagi, Pak Tua Jenkins kembali berhasil menyelamatkan Celeron dari tangan jahat.
Keesokan harinya, Pemuda Shio dibawa ke hadapan raja dengan tangan dirantai. Tongkat sihir dari penyihir muda itu telah dirampas. Penyihir muda itu pun dijatuhi hukuman yaitu dibuang ke Negeri Senja. Di negeri ini, segala kekuatan sihir tidak akan berfungsi. Pemuda Shio pun tidak pernah lagi bisa menggunakan kekuatan sihirnya.


Keterangan
1. Nama Baobab terinspirasi dari Pohon Baobab yang terdapat pada novel "Le Petit Prince" karya Antoine de Saint Exupery.
2. Tokoh Pak Tua Jenkins terinspirasi dari tokoh dalam kartun Spongebob.
3. Nama Celeron terinspirasi dari processor Intel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar