Dari anonymousartofrevolution.com |
Pada sebuah perjalanan hidup, ada waktu
di mana kau akan mencapai titik jenuh. Adalah ketika keadaan menjadi serba
salah, mulai dari apa yang ada di sekitar hingga dari dalam diri. Ketika waktu
tiba-tiba melambat dan segala sesuatu mulai menjauh dari jangkauan. Saat di
mana hampir tidak ada apapun yang mampu mendukung jalanku, mendukung mimpiku.
Menyerah.
Itu adalah saat yang tepat untuk menyerah. Berhenti berjalan sebagaimana
biasanya dan lebih banyak diam, atau melakukan hal yang lain. Boleh jadi kau
kesulitan pada satu jalan, lalu kau memaksa dirimu berhenti sekalipun jalan itu
masih sangat panjang. Tetapi ada jalan lain yang mungkin dapat kau ambil. Kau
akan melangkah ke sana. Tetapi, tetap saja, kau telah memutuskan untuk berhenti
mengejar sesuatu. kau telah menyerah.
Diam.
Barangkali satu-satunya hal bijak yang dapat dilakukan adalah diam. Memusatkan pikiran
untuk mengambil jeda, merenungkan segala hal yang terjadi pada diri. Kesalahan kecil
dan besar, kerikil dan batu yang menyandung langkah, jalan lain yang lebih
gemerlap, semuanya. Meski ada yang terlewat, setidaknya perenungan itu akan
menghasilkan sesuatu.
Jalan. Berjalan
saja. Begitulah selanjutnya. Meskipun seperti tidak sedang berada pada jalan
mimpi, melangkah saja. Toh selama itu baik, tidak masalah. Itu bukan sebuah
kesalahan.
Kejutan.
Selalu ada campur tangan semesta. Nantikan saja kejutannya.
Kembali.
Kejutan itu telah membawamu untuk mulai menapak pada jalan yang sama, jalan
yang sebelumnya sempat kutinggalkan. Sekali lagi kau melangkah.
Gelombang.
Ini seperti sebuah gelombang. Naik dan turun seperti halnya lagunya Ninja Hatori ~mendaki gunung lewati lembah~. Ada kalanya kau akan turun, pun
suatu saat kau akan naik. Maka, tetaplah melangkah.
Pada
sebuah jalan, aku telah memutuskan
Suatu
saat aku berhenti
Suatu
saat aku berjalan lagi
Mungkin
langkahku tidak begitu baik
Tetapi
aku ingin terus bertumbuh di jalan ini
Aku hanya sedikit mengerti bahwa setiap
jalan tak menjamin langkahmu begitu mudah. Ada kalanya kau akan bosan, jenuh,
jengkel, hingga kau akan memutuskan untuk menyerah dan berhenti. Tetapi,
sejatinya kau pun tak pernah lupa bahwa kau harus mulai melangkah lagi. Bahkan
ketika suatu saat berhenti lagi, kau akan tetap memulainya kembali, sekali
lagi. Bukankah selalu ada kesempatan untuk memulai (hal baik) sekali lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar